Subulussalam

Subulussalam merupakan salah satu komplek mahasiswa non JHQ PPNU Pi

Kirab Hari Santri Nasional

Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri Turut Menyemarakkan Hari Santri Nasional

Sorogan Al-Qur'an

Sorogan AL-Qur'an wajib diikuti oleh seluruh santri. Sorogan AL-Qur'an dilaksanakan setiap pagi dan sore hari.

Ziarah Maqbarah Romo KH. Asyhari Marzuqi

Kegiatan Ziarah Maqbarah dilaksanakan setiap Jumat pagi ba'da shalat subuh, diikuti oleh seluruh santri PPNU Pi

Kajian Tafsir Jalalain

Kajian Kitab Tafsir Jalalain diampu langsung oleh pengasuh PPNU Pi, Abah KH. Munir Syafa'at.

Minggu, 04 September 2016

Orientasi Pengenalan Pondok Pesantren NUrul Ummah Putri XXV (OP3NU-Pi)

Memasuki Tahun Ajaran 1437-1438 H, Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri mengadakan Orientasi Pengenalan Pondok Pesantren (OP3NU-Pi) bagi santri baru. Acara yang bersifat wajib ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu Jumat-Ahad (02-04 September 2016). Acara dibuka langsung oleh Ibu Nyai Hj. Barokah Nawawi, selaku pengasuh PPNU-Pi. Dalam sambutannya, Ibu Nyai berpesan bahwa setiap santri harus memiliki target, terutama dalam hal mengaji. “Setiap santri harus memiliki jawaban ketika ada pertanyaan ‘kapan khatam’, sebisa mungkin sebelum kalian boyong dari pondok” ungkap Ibu Nyai. Senada dengan pesan Ibu Nyai, panitia mengangkat tema “Bersinergi dalam Membentuk Santri Berprestasi dan Berakhlak Qur’ani”, dengan harapan OP3NU-Pi menjadi jembatan yang bisa mengantarkan santri meraih prestasi dan menumbuhkan akhlak islami. Demikian dijelaskan oleh ketua panitia, Mahla Salsabila. Tahun ini ada sekitar seratus peserta yang mengikuti OP3NU-Pi. Peserta adalah santri baru yang menetap di PPNU-Pi dan santri laju. “Sebenarnya ada seratus dua puluhan, tetapi beberapa di antaranya terpaksa tidak bisa mengikuti OP3-NU-Pi sama sekali karena bersamaan dengan ospek dari kampus. Tapi Alhamdulillah, peserta yang ikut lulus semua” kata salah satu panitia. Sejumlah acara digelar memadati agenda OP3NU-Pi, di antaranya: Ramah Tamah Pengasuh, Kepesantrenan, Mujahadah, Enterpreneurship, AMT, Outbond, Sosialisasi Peraturan Pondok Pesantren, Sosialisasi Madrasah Diniyah, Sosialisasi UKS, Training Akhlak, Training Thaharah, konseling, Senam, Ro’an, Pensi, dll. OP3NU-Pi kali ini menghadirkan agenda yang baru dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yakni Nurma Undercover. Nurma Undercover bertujuan untuk mengenalkan lokasi-lokasi yang ada di pesantren, seperti kantor, masjid, mushalla dan sebagainya. Caranya, setiap kelompok diterjunkan di lokasi yang berbeda untuk mengadakan waancara, lalu hasilnya dipresentasikan di depan forum. Selain itu, AMT dengan pemateri Bapak Malik Khidir menimbulkan kesan yang begitu dalam bagi setiap peserta OP3NU-Pi. “Semuanya merasa tergugah dan bersemangat” ungkap Leni Dwi Astuti, salah satu panitia. Kesan lain yang muncul yaitu ketika seluruh peserta diminta oleh panitia menuliskan pesan untuk kedua orangtuanya. Semua menangis, apalagi ketika beberapa peserta membacakan pesannya. “Kami nggak nyangka ini berhasil, justru banyak santri yang menangis diliputi keharuan” lanjut Leni. OP3NU-Pi merupakan kegiatan pengenalan pondok pesantren, sama seperti ospek yang diadakan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi. Seragam dan atribut yang dikenakan pun terkesan unik. Kali ini, peserta memakai toga dari kertas asturo, memakai slempang nama, dan membawa tas kresek putih yang berisi perlengkapan sesuai permintaan panitia. Adapun seragam yang dikenakan selalu sama, yakni baju putih dan bawahan sarung, atau batik dengan bawahan sarung. Pada akhir acara, panitia mengumumkan pemenang dari setiap kriteria yang ditentukan, di antaranya kategori terbaik, tersemangat, terkompak, dan sebagainya. Luar biasanya, OP3NU-Pi pasti memilih salah satu peserta untuk dijadikan sebagai MISS OP3NU-Pi, yaitu santri yang dipandang memiliki prestasi, keberanian dan kreativitas selama kegiatan. Kali ini, Desi Nur Cahyati (A8) lah yang terpilih sebagai miss, diiringi dengan tepuk tangan meriah seluruh peserta dan panitia. Acara ditutup pada pukul 17.00 WIB oleh Ibu Khamdiyah, S. Pd. I., Ketua Umum PPNU-Pi. (Umm/M)

Rabu, 17 Agustus 2016

Peringan HUT RI di Nurul Ummah Putri

Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-71 digelar di Lapangan Subulussalam Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri. Upacara diikuti oleh santri mahasiswa dan takhasus. Dipandu oleh petugas, upacara berjalan khidmat dan lancar. Bahkan para santri menampakkan antusiasnya dalam menyanyikan lagu-lagu wajib. Pembina upacara, Ibu Khamdiyah, S. Pd. I menyampaikan bahwa kemerdekaan Indonesia tak lepas dari perjuangan para pahlawan yang memiliki jiwa persatuan dan fastabiqul khoirot. “Oleh karena itu, mari kita sebagai santri mencontoh perjuangan mereka dengan saling menjaga persatuan dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Kita di sini satu, yaitu Nurul Ummah Putri.” Pungkasnya diikuti tepuk tangan seluruh santri peserta upacara. Barisan peserta upacara nampak rapi dengan seragam merah putih yang dikenakan para santri. Bawahan sarung semakin mencirikan kekhasannya sebagai santri. Untuk meramaikan hari merdeka tersebut, panitia menyiapkan lomba-lomba menarik yang wajib diikuti oleh seluruh santri. 

Minggu, 29 Mei 2016

Musyawarah Santri PPNU-Pi

(28/05) Kegiatan Musyawarah Santri digelar di Masjid al-Faruq Lantai 2, Jumat malam (27/05). Khamdiyah, S. Pd. I selaku ketua umum Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri (PPNU-Pi) memimpin jalannya musyawarah yang dihadiri oleh seluruh santri PPNU-Pi. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai evaluasi kepengurusan satu tahun pertama pengurus PPNU-Pi dan dewan asatidzah Madrasah Diniyyah Nurul Ummah Putri (MDNU-Pi) masa khidmat 1436-1438 H.
Santri- santri PPNU-Pi sangat antusias mengikuti musyawarah yang diselenggarakan dalam rangkaian acara Haflah Akhirissanah dan Harlah PPNU-Pi. Sorotan utama dalam musyawarah ini adalah jamaah dan mengaji karena keduanya merupakan ruhul ma’had yang harus tetap dijaga. Program yang diselenggarakan oleh pengurus telah dirancang sehingga dapat terlaksana dengan baik. Walaupun demikian ada saja problematika yang timbul, diantaranya kesibukan santri di luar pondok. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap antusias santri dalam mengikuti kegiatan di dalam pondok. Karenanya dipandang perlu untuk meningkatkan ghiroh mengaji melalui motivasi trainning atau pun kegiatan lain yang dapat meningkatkan semangat santri dalam mengikuti kegiatan pondok.
Selain mengajukan pertanyaan, audiens juga diberi kesempatan untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan PPNU-Pi. Apresiasi positif disampaikan oleh Khamdiyah, S. Pd. I atas saran dan masukan dari para santri. “Tidak ada yang sia-sia segala perbuatan baik yang dilakukan di pondok.” tutur beliau di akhir kegiatan musyawarah santri.

Senin, 23 Mei 2016

Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Komplek Hafshoh Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri

(23/05) Bertempat di kantor Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri (PPNU-Pi) pengurus Komplek Hafshoh melaporkan realisasi kerja satu tahun kepengurusannya. Ketua Komplek Hafshoh, Kuni Safingah mewakili rekan-rekannya membacakan LPJ di hadapan Pengurus PPNU-Pi yang diwakili oleh Dewan Pengurus Harian (DPH) serta koordinator tiap departemen. Adanya sesi tanya jawab dalam rangkaian LPJ Komplek Hafshoh ini membuat LPJ menjadi menarik dan meriah. Selain tanya jawab, terdapat saran dan kritik yang disampaikan oleh Pengurus PPNU-Pi. Diharapkan saran dan kritik yang disampaikan dapat menjadi koreksi bagi pengurus pada periode selanjutnya.
Sebagian besar program kerja yang dicanangkan di awal kepengurusan terealisasi dengan baik. Hal ini berkat kerjasama yang baik antarpengurus komplek, Pengurus PPNU-Pi, serta warga Komplek Hafshoh. Ibu Khamdiyah, S. Pd. I, selaku Ketua Umum PPNU-Pi memberikan apresiasi positif terhadap kinerja Pengurus Komplek Hafshoh. Beliau juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan kerelaan Pengurus Komplek Hafsoh yang telah meluangkan waktunya memajukan PPNU-Pi melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Serta menjaga ruhul ma’had agar tetap tertanam dalam jiwa santri Komplek Hafshoh pada khususnya, dan santri PPNU-Pi pada umumnya.
Berdasarkan rapat DPH dan koordinator setiap departemen, LPJ dinyatakan demisioner, yaitu LPJ diterima dengan syarat perbaikan maksimal lima hari setelah pembacaan keputusan. “Jangan pernah merasa puas telah melakukan banyak hal, tetapi merasalah belum melakukan apa-apa.” Ucap Khamdiyah, S. Pd. I dalam penutupan LPJ.

Jumat, 20 Mei 2016

155 Khotimat gaungkan Khataman ke-15

Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri untuk ke-15 kalinya menyelenggarakan Khotmil Qur’an dan Peringatan Isro’ Mi’roj pada Sabtu, 23 April 2016. Perhelatan akbar yang diadakan setiap dua tahun sekali ini diikuti oleh 155 santri yang terdiri dari 64 khotimat Juz ‘Amma, 77 khotimat Bin Nadzri, dan 14 Khotimat Bil Hifdzi.
Setiap khotimat membacakan ayat suci Al-Qur’an dan dilantunkan dihadapan hadirin majelis Khotmil Qur’an. Khotimat Juz ‘Amma membacakan surat Al-Quroisy hingga surat Al-Lahab. Khotimat Bin Nadzri membacakan surat Al-Muzammil mulai ayat pertama sampai ayat lima belas. Khotimat Bin Hifdzi membacakan surat Al-Jin mulai ayat pertama sampai ayat tiga belas.
Ibu Nyai Hj. Barokah Nawawi selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri berbahagia dan memberikan apresiasi positif kepada seluruh khotimat. Beliau berpesan agar santri tetap istiqomah dalam mengamalkan dan nderes untuk menjaga Al-Qur’an.
Berbeda dari tahun sebelumnya, khataman kali ini juga diikuti oleh Santri Pondok Pesantren Nurul Ummah yakni Ismul A’dzom, yang ngaos bersama Ibu Nyai Hj. Barokah Nawawi dan berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an 30 juz. Ismul A’dzom sebagai satu-satunya khotimin putra, didampingi dan di berikan penghargaan oleh Bapak K.H. Muslim Nawawi.
Selain Khotmil Qur’an, acara ini juga disemarakkan dengan Simtudduror dan ceramah oleh Habib Umar Muthohar dari Semarang. Beliau menghadiri Khotmil Qur’an dan Peringatan Isro’ Mi’roj Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri setelah menghadiri undangan di Purworejo. Ceramah beliau yang diselingi humor sangat dinikmati oleh hadirin dan membuat suasana semakin meriah.
Acara Khotmil Qur’an dan Peringatan Isro’ Mi’roj, pun dijadikan sebagai ajang silaturahmi dan reuni santri alumni komplek Darussalam (Komplek Pelajar) Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri. Sejak Sabtu pagi, para wali khotimat dan santri alumni mulai berdatangan untuk mengikuti rangkaian acara pertemuan wali dan reuni alumni. Hingga Majelis khotmil Qur’an dibuka, ribuan santri, jamaah, hadirin, dan wali khotimat turut memadati Majelis dan mengikuti setiap acara dengan khidmat.
“Terkhusus yang sudah menghafal Al-Qur’an, kelakuannya harus dijaga. Jangan sampai pergi ke tempat yang tidak pantas, karena dia selalu membawa Al-Qur’an di hatinya. Kan Al-Qur’an nggak boleh ditaruh di sembarang tempat.” Pesan Habib Umar.
“Terus bagi yang sudah dapat ilmu di pesantren, seberapapun ilmu itu, harus bisa bermanfaat dan diajarkan ke orang lain.” Himbau beliau.

Selasa, 17 Mei 2016

Pembukaan Haflah Akhirissanah dan Harlah PPNU-Pi

(18/05) Santri harus bisa menjalani hidup sebagaimana kupu-kupu, ia bermula dari seekor ulat, bermetamorfosa menjadi kepompong, hingga akhirnya menjadi kupu-kupu yang indah. Setiap tahap harus dijalani dengan ikhlas dan sabar demi menghasilkan pribadi yang lebih baik dan luar biasa. Nurmamorfosa, begitulah analogi santri dengan kupu-kupu yang kemudian diangkat menjadi tema Haflah Akhirissanah dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri (PPNU-Pi) XXIX. Hal ini disampaikan oleh ketua panitia, Wakhidatun Khasanah dalam pembukaan yang dilangsungkan di masjid Al-Faruq lantai 2 (17/05).
Pembukaan Haflah Akhirissanah dan Harlah PPNU-Pi dihadiri oleh seluruh santri PPNU-Pi dan dibuka langsung oleh Ibunda Hj. Barokah Nawawi. Ibunda menyampaikan sekilas tentang sejarah berdirinya PPNU-Pi, sepak terjang, jatuh bangun hingga Nurul Ummah Putri menjadi pondok yang maju seperti sekarang ini. Beliau juga berpesan bahwa dalam mengikuti rangkaian acara Haflah Akhirissanah dan Harlah PPNU-Pi harus dengan baik, tanggung jawab, dan tetap menjaga akhlakul karimah.
“Tetap jaga toleransi, tepa slira kalau dalam bahasa Jawanya. Karena acara yang baik, hal yang baik, tunaikanlah dengan cara yang baik. Kalau tidak ditunaikan dengan cara yang baik maka akan menodai kebaikan tersebut.” Tutur Ibunda Hj. Barokah Nawawi.
Haflah Akhirissanah dan Harlah PPNU-Pi merupakan agenda rutin PPNU-Pi sebagai bagian dari program kerja pengurus PPNU-Pi. Kegiatan ini akan berlangsung selama dua pekan dan akan diisi dengan berbagai kegiatan dan lomba-lomba yang luar biasa, diantaranya Voli cantik, Gardening & Karung Berair (KB), suguh tamu, dll. Grup rebana Azkiya’ turut menyemarakkan pembukaan Haflah Akhirissanah dan Harlah PPNU-Pi. (che)

Selasa, 10 Mei 2016

Gebyar Kerativitas Anak TKNU

(10/05) Taman Kanak-Kanak Nurul Ummah (TKNU) menggelar Gebyar Kreativitas Anak dalam rangka memperingati hari lahir TKNU yang kesebelas. Acara ini diselenggarakan di halaman komplek Subulussalam Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri dan diikuti oleh TK dan Tempat Penitipan Anak (TPA) se-Kota Yogyakarta. Gebyar ini berlangsung selama tiga hari yaitu pada 20-22 April 2016. Lomba kreasi bekal yang diikuti oleh orang tua siswa TKNU pada 20 April 2016 berlangsung meriah. Para ibu menunjukkan bakat meraka dalam merancang bekal yang semenarik mungkin agar anak semangat dalam bersekolah.
Pada hari kedua yang bertepatan dengan Hari Kartini, siswa-siswi TKNU mengenakan kostum ala kartini. Walaupun masih kecil, tetapi mereka tampak anggun dengan kebaya moderennya. Siswa-siswi TKNU kemudian mengikuti lomba fesyen dan hafalan surat-surat pendek.
Pada acara puncak yaitu hari ketiga diselenggarakan berbagai lomba untuk TK sahabat. Lomba yang diselenggarakan diantaranya adalah baby dancing, susun puzzzle, dan susun balok. Acara puncak diawali dengan penampilan grup rebana TKNU dan penampilan siswa-siswi Kelompok Bermain (KB) Daarussalam Salsabila. (Che)

Kamis, 28 April 2016

SANTRI PPNU PI JUARA II MMQ PROVINSI

PPNU Pi boleh berbahagia. Pasalnya, pada MTQ tingkat provinsi yang dilaksanakan di Kabupaten Gunungkidul 22-24 April 2016 kemarin, salah satu santri berhasil menyabet juara kedua untuk cabang MMQ (Musabaqah Makalah Qur'an)mewakili kota Yogyakarta. Elok Faiqoh merupakan santri PPNU Pi sekaligus mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga yang sekarang baru duduk di semester empat. Selain itu, Elok juga tengah menghafalkan kitab suci Al-Qur'an. Semoga bisa menginspirasi....

LPJ PANITIA HAFLAH AKHIRISSANAH DAN HARLAH PPNU PI XXIX

Kamis (28/4). Laporan Pertanggungjawaban Panitia Haflah Akhirissanah dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri XXIX berjalan dengan lancar. Acara yang bertempat di Kantor PPNU Pi tersebut dimulai usai kegiatan rutin malam Jumat. LPJ dibacakan di hadapan pengurus PPNU Pi yang diwakili oleh DPH dan koordinator devisi. Setelah dibuka dengan bacaan fatihah oleh moderator, ketua panitia (Ibu Fitri Nur Badriyah, S.I.Kom) membacakan LPJ selama sepuluh menit. Berikutnya, yaitu sesi tanggapan. Pada sesi ini, pengurus memberikan masukan dan saran serta mengajukan beberapa pertanyaan. Meskipun dibuka dua termin, pengurus PPNU Pi tidak banyak berkomentar, hanya saja ada beberapa masukan terkait teknis penulisan (EYD) laporan pertanggungjawaban. Bahkan Ibu Khamdiyah, S.Pd.I selaku Lurah PPNU Pi memberikan apresiasi terhadap panitia atas kerja keras yang telah mereka lakukan demi suksesnya acara. Setelah sesi tanggapan, selanjutnya adalah pembacaan keputusan. Dalam hal ini, pengurus melakukan rapat singkat yang hasilnya disampaikan oleh Ibu Lurah. Hasilnya yaitu, panitia Haflah dinyatakan demisioner. LPJ diterima dengan syarat revisi selama tiga hari. "Jadi, tanggal 3 Mei sudah revisi dan diserahkan ke sekretaris pondok" ujar Ibu Khamdiyah, S.Pd.I. pembcaan keputusan disambut dengan tepuk tangan peserta LPJ yang mengenakan seragam jas almamater pondok. Sebagai penghujung acara, ketua panitia dan ketua pondok (lurah) memberikan sambutan singkat. Pada intinya, panitia dan pengurus saling mendukung dan memberikan apresiasi. Semoga LPJ ini bermanfaat bagi santri khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. amiiin.

Minggu, 28 Februari 2016

LPJ Takmir PPNU Pi 1435-1436 H

Tidak terasa, kepengurusan Takmir Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri telah mencapai satu tahun. Kepengurusan yang resmi dilantik pada bulan Februari lalu ini dinyatakan demisioner pada malam Senin (28/2) setelah melaporkan pertanggungjawabannya (LPJ) di hadapan Pengurus PPNU Pi. LPJ dimulai pada pukul 22.30 WIB bertempat di Kantor PPNU Pi. Dari total 14 pengurus takmir, dua di antaranya berhalangan hadir, sedangkan dari pihak pengurus DPH dan koordinator hanya satu yang berhalangan hadir. Meskipun peserta sidang LPJ tidak lengkap, acara dapat berjalan dengan lancar. Acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan laporan dilanjutkan sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab ini, baik dari pihak takmir maupun pengurus PPNU Pi saling memberikan kritik, saran, masukan, dan juga pertanyaan sehingga komunikasi dapat berlangsung aktif dari dua arah. Hasil dari sesi tanya jawab inilah yang nantinya dapat dijadikan evaluasi untuk kepengurusan yang akan datang. Setelah sesi tanya jawab, Ketua Umum PPNU Pi, Ibu Khamdiyah, S.Pd.I membacakan hasil musyawarah pengurus terkait keputusan terhadap LPJ takmir periode 1435-1436 H tersebut. “Setelah menimbang dan mengadakan koreksi seperlunya, Laporan Pertanggungjawaban Takmir PPNU Pi periode 1435-1436 H kami nyatakan demisioner dengan syarat revisi selama satu minggu” ungkap Ibu Khamdiyah, S.Pd.I yang disusul dengan applaus dari seluruh peserta sidang. Sebelum acara diakhiri, terlebih dahulu dari pihak takmir dan pengurus masing-masing memberikan sambutan. Dalam sambutan takmir, Rika Rahim sebagai ketua mengucapkan terimakasih dan permohonan maaf kepada seluruh pihak, terutama kepada pengurus PPNU Pi apabila terdapat kesalahan selama satu tahun kepengurusan. Tidak jauh berbeda dengan sambutan pengurus PPNU Pi, Ibu Fitri Nur Badriyah, S.I.Kom. juga menyampaikan ungkapan terimakasih beserta apresiasinya terhadap pihak takmir yang telah melakukan tugasnya dengan baik. “Sebelum ada pelantikan pengurus takmir baru, mohon tetap melaksanakan tugas seperti biasa” ujar Ibu Fitri mengakhiri sambutannya. Kelegaan takmir usai melepas jabatannya diungkapkan melalui foto bersama dan mushafahah dengan Pengurus PPNU Pi. Acara diakhiri pada pukul 23.45 WIB dengan pembacaan surat al-‘Ashr sebanyak tiga kali dan doa kafaratul majelis. Semoga berkah .

Rabu, 24 Februari 2016

CERPEN: Harapan Kan GURU

Harapan itu tak pernah mati, bahkan saat kau merasa tidak bisa diharapkan. Harapan itu seperti bintang malam ini, di tengah keramaian lampu kota. Bintang terlihat redup, tapi keyakinan akan adanya bintang tetap ada. Aku duduk di pinggir jalan, di depan pendopo kampoeng Ketandan. Duduk sambil menyerutup sekuteng hangatku. Aroma sekuteng yang gurih, bau kacang bakar yang dipadu dengan jenang candil yang legit, ada aroma jahe yang hangat, potongan roti, kolang-kaling dan kuah yang mengepulkan asap kenangan. Sering kali, saat kau sudah berada dikehidupan yang sebenarnya, kau akan merindukan kehidupan di panggung-panggung pementasan, banyak pelajaran yang bisa diambil di sana, tidak hanya perkara tarik nafas, latihan vokal bahkan sampai teman dan saudara bisa kau dapati di sana. Tetap ada rasa rindu, meski pojok-pojok pementasan tidak lagi ramai seperti sudut-sudut bioskop yang semakin laris, miris memang saat seseorang sering merindukan kenangan tanpa bisa berbuat apapun. Bersama kehangatan malam aku ingin menuliskan kisah harapan. Harapan itu berawal dari sebuah naskah yang gagal pentas, tentang naskah yang berjudul “Kan Guru”. Bercerita tentang sistem kepemimpinan yang kacau dalam sebuah lembaga sekolah karena banyak korupsi. Kami sempat berfikir pementasan teater kami akan sukses setelah dua bulan berlatih, tapi nyatanya malah gagal pentas. Rasanya seperti petir di siang bolong. Tapi petir itu yang berhasil membuka gerbang-gerbang langit. “Kan Guru” telah mengenalkanku pada sang guru dan naskah-naskah teater, hingga aku menjalani hidup yang sebenarnya. Sudah lama aku tidak bertemu sang guru, terakhir aku dengar perkara kesehatan, sang guru merasa biasa-biasa saja kecuali penyakit liver yang telah mengecilkan tubuhnya dan menggelembungkan perutnya. Pola hidup yang kurang sehat di masa remajanya membuatnya ambruk, merokok, dan mengopi sudah seperti sepasang kekasih yang sulit ditinggalkan saat muda. Beliau sempat berobat kesana kemari, aku sangat sedih ketika diceritakan keadaannya saat itu. “Jadi apapun kami nanti, jangan berhenti menulis karena itu yang akan membesarkanmu.” Kurekam baik-baik pesan itu hingga hari ini. Pertemuan tidak bisa kau tunda, seperti halnya hujan yang ingin membasahi bumi. Walaupun aku belum siap menemuinya, entah sampai kapan. Di hari di mana aku harus menemui sang guru. Tubuhku sedang tidak baik karna aku baru terpeleset dari tangga, dengan hebatnya aku meluncur. Akibatnya dua tukang urut sudah kudatangi untuk meluruskan ototku, aku tidak hentinya mensugesti diriku bahwa aku baik-baik saja. Awan hitam telah menguasai langit seperti akan turun hujan, Aku bergegas menuju sebuah universitas negeri yang dikunjungi rombongan study tour. Aku tidak akan kehilangan kesempatan ini. Di antara bus hijau yang berjajar, aku melihat beliau. Badannya telah bugar. Beliau mengajak aku makan bersama rombongan. Menu yang disajikan di restoran ini sangat bermacam-macam. Aku makan ikan bawal dan sambal yang nikmat. “Mau sebagus apa pun tempatnya, mau seenak apapun makanannya sama saja” Kan Guru hanya mengambil lauk tempe dan kuluban, beliau sangat menjaga pola makannya setelah sakit yang panjang. Aku teruskan perjalananku menuju pantai dan berakhir di Malioboro saat malam telah datang. Di dalam bus yang berjalan, kami banyak bercerita. Kan guru banyak bercerita tentang kebangkitan kembali sanggar Saktah yang sempat fakum. Saktah dalam pelajaran bacaan Ghorib berarti berhenti sejenak sekedar satu alif tanpa bernafas. di dalam Al-Quran ada empat saktah tetapi sanggar sakta hanya ada satu di hati kami. Sanggar kami sudah mulai bernafas. Perhentian yang telah mencapai satu alif, sudah saatnya melanjutkan bacaan berikutnya. Jika dalam pementasan itu berarti karya. “Sudah berapa tulisan yang diterbitkan?” Pertanyaan itu seprti sudah berapa gol yang kau masukkan kegawang, saat kau masih mendapati diri sebagai cadangan. Terakhir, saat aku berpamitan, seperti apa yang dilakukan Kan Guru padaku dulu. Ia mengusap kepalaku dan mendoakanku seperti mantra. Kan guru tersenyum, sesuatu yang jarang ku dapati dulu. Ada harapan yang besar disana. Aku berbaur dengan ratusan orang di jalan malioboro yang padat. Kan guru t’lah menghilang di tengah keramaian. Teringat kata-kata seorang teman, badanku bergetar seketika. “Kan guru terlanjur berprasangka. Ia menyangkamu akan jadi orang besar. Ia seringkali membacakan dirimu di panggung panggung pementasan. Kau harus berusaha lebih keras.” Ada rasa sesak yang tertahan. Aku berlari menyusuri jalan panjang, berharap bisa mendapatkan sayap merasakan tubuh yang ringan dan menemui kenangan. Sayang seribu sayang, kenangan telah lebih dahulu terbang seperti kunang-kunang di tengah malam. Aku tersimpuh ditepi jalan dengan pundak yang terasa lebih berat. Kutemui surau kecil, ku letakkan keningku disana. Sujudku terasa lebih nikmat malam ini, kuserahkan semua agar hidupku lebih damai. Kupejamkan mata dan berharap. (Nisae Tsalisun)
Semoga ini adalah harapan yang menghidupkan.

Syakira Juara Ketiga Festival Hadroh Championship se-DIY Jateng

Jumat (19/2) Grup Hadroh Syakira Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri berhasil meraih juara ke-3 dalam acara Festival Hadroh Championship yang diadakan oleh Panitia Haflah Ponpes Haromain Kulonprogo Yogyakarta. Festival yang diselenggarakan selama dua hari, yakni Kamis dan Jumat tersebut diikuti oleh grup hadroh se-DIY dan Jawa Tengah. PPNU-Pi sendiri mengirimkan dua delegasi yang masing-masing mewakili grup hadroh mahasiswa (Azkiya) dan pelajar (Syakira). Keduanya mendapatkan undian tampil pada hari Jumat sehingga keberangkatan menuju Ponpes Haromain dapat dilaksanakan bersamaan dengan menggunakan satu bus. Kedua delegasi dari PPNU Pi tampil dengan maksimal, terbukti dengan dipilihnya Syakira menjadi juara ketiga kategori putri, sedangkan Azkiya masih harus bersabar. “Masih ada kesempatan berikutnya” ujar salah satu personil Azkiya sambil tersenyum. “Mungkin kita harus lebih sregep latihan lagi” tambahnya. Sebagai juara ketiga, Syakira berhak memboyong piala kemenangan beserta uang pembinaan senilai Rp1000.000,-. “Semoga bisa menjadi motivasi untuk lebih baik ke depan.” Ibu Dwi Rahmawati bersemoga.

Senin, 18 Januari 2016

KALENDER PPNU-PI

CERPEN: Hikayat Usia Empat Puluh

Apa yang bisa diharapkan dari sebuah gerobak sampah. Saat hari tengah malam, saat gelap telah menguasai seisi bumi, hanya terdengar suara jangkrik yang asik berparade, jeritan kucing yang ingin kawin, dan ini masih pukul dua. Aku melihat nenek jimah berjalan cepat menghampiri gerobak sampah kami, mengorek-ngorek gerobak sampah yang selalu penuh tiap harinya dengan macam-macam sampah, dalam satu gerobak organik dan nonorganik jadi satu. Setiap harinya diujung pagi, jika engkau melewati lapangan karang kotagede jika beruntung, kau akan melihat segerombolan santri putri yang akan membuang sampah kepenampungan sampah lapangan karang. Bak sampah yang penuh akan selalu dibuang agar tidak menjadi sumber penyakit. Apa yang kami hindari malah enjadi sumber rejeki bagi nenek jimah. Perawakannya kecil mungil, rambutnya pendek sebahu dengan potongan bob sudah berwarna putih karna dikuasai uban, wajah kriputnya telah menjadi saksi perjalanan hari tuanya. Sungguh malang hidup nenek walijah hidup lontang-lantung tak terurus. Sudah seperti shalat lima waktu pertemuanku dengan nenek walijah, hampir setiap keluar gerbang pesantren ada nenek walijah disana, keluyuran tidak tentu arah dan tujuan akhirnya hanya satu, gerobak sampah. Berharap gerobak itu selalu penuh hingga bisa dipilah-pilah dan jadi sumber rezeki. Karna merasa pilu melihat kemalangan nenek walijah tidak jarang banyak orang memberi uang receh atau sekedar roti untuk pengganjal perut, sudah digariskan gerobak sampah bukanlah sumber kehidupan yang menyejahterakan, tapi kehadiran nenek waliah membuat aku mengerti ada kehidupan disana. Sungguh malang diri nenek walijah, keperihan hidup tidak membuat senyumnya menciut, dia tetap tersenyum dipagi dan petang. Apa yang bisa diharapkan dari sebuah gerobak sampah ditengah malam seperti ini, kenapa nenek walijah selalu keluyuran tanpa aturan seprti sekarang, tujuannya tetap sama dengan puluhan tahun lalu, seakan rohnya telah menyatu bersama gerobak tua itu. Andai gerobak tua itu bisa menceritakan sebuah hikayat perjalanan hidup, nyatanya ia hanya saksi bisu sejarah. Sebenarnya sebelum aku melihat semuanya dengan mataku, aku telah mendengar hikayat usia empat puluh dengan telingaku, tentang persiapan seseorang menghadapi usia 40, diusia 40 orang sudah harus mulai menfokuskan hidupnya untuk Tuhan, walaupun itu harus dicicil dari muda. Usia 40 telah memiiki kematangan dalam berbagai aspek kehidupan. Usia 40 sering menjadi gambaran seperti apa seseorang diusia mudanya. Itupun kalau masih dipercayai untuk bernafas. Apa hubungannya dengan nenek walijah? Ternyata sebagai seorang nenek yang sehat, ia kesulitan menyebut nama Tuhanya, padahal ia adalah seorang muslim, ia tidak bisa mengucap lafadz “Allah.” Pernah disuatu masa ada seseorang yang mendatangi nenek walijah, nenek mencerikan kisah hidupnya yang terbuang. Ditanyai oleh seseorang itu,” nenek mislim?”Nenek walijah mengangguk, coba ucap lafadz “Allah”, nenek menggeleng “ora iso, jawab si nenek. Seseorang itu tidak habis akal dan mengambil uang lima ribu dan menunjukannya. “Iki piro? Tanya seseorang itu dengan menunjukan uang kertas bergambar imam bonjol. “Limang ewu, Ucap nenek walijah semringah. Coba ucap lafadz “Allah” lidah nenek kelu, suaranya hening seseorang itu tertegun. Nama Tuhanmu tersusun dari beberapa huruf saja, tapi kenapa uang lima ribu lebih mudah diingat. Ini masih diranah dunia betapa mengerikannya jika kelak diakherat, atau saat sakaratul maut. Kenapa bisa seperti itu? tanyaku pada seseorang itu, yang telah menjalani berubu kehidupan. “Karna diusia muda nenek itu telah melupakan tuhannya, dan kini saat tua ia kehilangan Tuhannya.” Ampuni aku tuhan, nasehat itu benar-benar mengakar malam ini, saat mata-mata terpejam meraih menghias malam, dan Engkau membangunkan hamba untuk menyaksikan pelajaran penghidupan yang tinggi. Mataku tatap terpaku pada nenek walijah yang masih asik mengorek- ngorek sampah disepertiga malam, terngiang pesan “sebagai sesama muslim masih ada tanggung jawab mendo’akan, dan jika hingga meninggal belum sempat bertaubat tetap do’akan, itu akan menjadi sedekah bagimu.” Hikayat usia 40 membuat aku mengerti, mengapa nenek walijah seperti orang linglung bahkan beberapa orang menganggapnya gila, saat ada anak kecil yang menangis dan rewel nama nenek walijah akan disebut-sebut dan seketika itu sianak akan diam. Hikayat usia 40 mengingatkan betapa hari muda mencerminkan hari tua. Aku kembali mendengarkan nasehat orang tua yang telah melewati beribu macam kehidupan. Hingga kini nenek walijah masih hidup dalam kebisuan, harinya masih ditemani gerobak sampah tua yang menambah kebisuan hari tuanya. Tsalisun Nisa Kotagede 16 januari 2015

Kantin Subulussalam, Kantin Kehidupan

“Kantin SS mempermudah dan menguntungkan santri putri.” Ujar Faiz salah satu santri. “Kantin Subulussalam” atau akrab di sebut “Kantin SS” berdiri sekitar awal bulan Desember dengan ukuran 2x7 m. Kantin SS disebut kantin kejujuran pasalnya pembeli dan penjual tidak selalu bertemu langsung, karena mbak kantin tidak sewaktu-waktu berada di kantin.Mbak kantin melayani pagi hari, sore, dan malam hari.Sistem kantin SS diperbolehkan menghutang dengan mencatatat utangnya di buku bon. Kantin SS dikelola oleh santri, dan untuk santri. pengunjung kantin SS sangat beragam mahasiswa dan pelajarpun sangat andil dan ikut meramaikan. “Walaupun kantin ini masih baru, isi dan peralatanya sudah bisa dikatakan lengkap.” Ujar Yuliana salah satu pengelola Kanti SS. Kantin SS bekerja sama dengan kantin dhalem, menyediakan berbagai makanan,sayur matang dan minuman diantaranya, kopi anget, es susu, es marimas, pop es, dan miniman kemasan lainya. Makan yang paling favorit seperti telur dadar, omlet, mie telur. Dan yang membuat khas kantin SS adalah menyediakan berbagai jajanan pasar seperti gorengan, getuk, dadar gulung, dan makan unik lainya. Kantin SS juga memproduksi tahu krispi balado yang lezat. Tujuan kantin didirikan agar para santri tidak banyak keluar dari pondok, dan memudahkan santri untuk mendapatkan makanan yang dibutuhkan. Selain harga tejangkau, makananya pun dijamin higienis dan halal. Rencana kedepan kantin SS akan terus diperbaharui dan terus dilengkapi dari isi dan peralatan, dan perlengkapanya. terkhusus tempatnya. “Kantin SS dikondisikan suci mbak.” Ngendiko Ibu Nyai Barokah Nawawi. “Setiap pengunjung kantin di anjurkan melepas alas kaki dan mejaga kesucianyan agar makanannya juga terjaga kesucian dan kehalalanya.” Ujar pengelola kantin.