Subulussalam

Subulussalam merupakan salah satu komplek mahasiswa non JHQ PPNU Pi

Kirab Hari Santri Nasional

Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri Turut Menyemarakkan Hari Santri Nasional

Sorogan Al-Qur'an

Sorogan AL-Qur'an wajib diikuti oleh seluruh santri. Sorogan AL-Qur'an dilaksanakan setiap pagi dan sore hari.

Ziarah Maqbarah Romo KH. Asyhari Marzuqi

Kegiatan Ziarah Maqbarah dilaksanakan setiap Jumat pagi ba'da shalat subuh, diikuti oleh seluruh santri PPNU Pi

Kajian Tafsir Jalalain

Kajian Kitab Tafsir Jalalain diampu langsung oleh pengasuh PPNU Pi, Abah KH. Munir Syafa'at.

Senin, 18 Januari 2016

KALENDER PPNU-PI

CERPEN: Hikayat Usia Empat Puluh

Apa yang bisa diharapkan dari sebuah gerobak sampah. Saat hari tengah malam, saat gelap telah menguasai seisi bumi, hanya terdengar suara jangkrik yang asik berparade, jeritan kucing yang ingin kawin, dan ini masih pukul dua. Aku melihat nenek jimah berjalan cepat menghampiri gerobak sampah kami, mengorek-ngorek gerobak sampah yang selalu penuh tiap harinya dengan macam-macam sampah, dalam satu gerobak organik dan nonorganik jadi satu. Setiap harinya diujung pagi, jika engkau melewati lapangan karang kotagede jika beruntung, kau akan melihat segerombolan santri putri yang akan membuang sampah kepenampungan sampah lapangan karang. Bak sampah yang penuh akan selalu dibuang agar tidak menjadi sumber penyakit. Apa yang kami hindari malah enjadi sumber rejeki bagi nenek jimah. Perawakannya kecil mungil, rambutnya pendek sebahu dengan potongan bob sudah berwarna putih karna dikuasai uban, wajah kriputnya telah menjadi saksi perjalanan hari tuanya. Sungguh malang hidup nenek walijah hidup lontang-lantung tak terurus. Sudah seperti shalat lima waktu pertemuanku dengan nenek walijah, hampir setiap keluar gerbang pesantren ada nenek walijah disana, keluyuran tidak tentu arah dan tujuan akhirnya hanya satu, gerobak sampah. Berharap gerobak itu selalu penuh hingga bisa dipilah-pilah dan jadi sumber rezeki. Karna merasa pilu melihat kemalangan nenek walijah tidak jarang banyak orang memberi uang receh atau sekedar roti untuk pengganjal perut, sudah digariskan gerobak sampah bukanlah sumber kehidupan yang menyejahterakan, tapi kehadiran nenek waliah membuat aku mengerti ada kehidupan disana. Sungguh malang diri nenek walijah, keperihan hidup tidak membuat senyumnya menciut, dia tetap tersenyum dipagi dan petang. Apa yang bisa diharapkan dari sebuah gerobak sampah ditengah malam seperti ini, kenapa nenek walijah selalu keluyuran tanpa aturan seprti sekarang, tujuannya tetap sama dengan puluhan tahun lalu, seakan rohnya telah menyatu bersama gerobak tua itu. Andai gerobak tua itu bisa menceritakan sebuah hikayat perjalanan hidup, nyatanya ia hanya saksi bisu sejarah. Sebenarnya sebelum aku melihat semuanya dengan mataku, aku telah mendengar hikayat usia empat puluh dengan telingaku, tentang persiapan seseorang menghadapi usia 40, diusia 40 orang sudah harus mulai menfokuskan hidupnya untuk Tuhan, walaupun itu harus dicicil dari muda. Usia 40 telah memiiki kematangan dalam berbagai aspek kehidupan. Usia 40 sering menjadi gambaran seperti apa seseorang diusia mudanya. Itupun kalau masih dipercayai untuk bernafas. Apa hubungannya dengan nenek walijah? Ternyata sebagai seorang nenek yang sehat, ia kesulitan menyebut nama Tuhanya, padahal ia adalah seorang muslim, ia tidak bisa mengucap lafadz “Allah.” Pernah disuatu masa ada seseorang yang mendatangi nenek walijah, nenek mencerikan kisah hidupnya yang terbuang. Ditanyai oleh seseorang itu,” nenek mislim?”Nenek walijah mengangguk, coba ucap lafadz “Allah”, nenek menggeleng “ora iso, jawab si nenek. Seseorang itu tidak habis akal dan mengambil uang lima ribu dan menunjukannya. “Iki piro? Tanya seseorang itu dengan menunjukan uang kertas bergambar imam bonjol. “Limang ewu, Ucap nenek walijah semringah. Coba ucap lafadz “Allah” lidah nenek kelu, suaranya hening seseorang itu tertegun. Nama Tuhanmu tersusun dari beberapa huruf saja, tapi kenapa uang lima ribu lebih mudah diingat. Ini masih diranah dunia betapa mengerikannya jika kelak diakherat, atau saat sakaratul maut. Kenapa bisa seperti itu? tanyaku pada seseorang itu, yang telah menjalani berubu kehidupan. “Karna diusia muda nenek itu telah melupakan tuhannya, dan kini saat tua ia kehilangan Tuhannya.” Ampuni aku tuhan, nasehat itu benar-benar mengakar malam ini, saat mata-mata terpejam meraih menghias malam, dan Engkau membangunkan hamba untuk menyaksikan pelajaran penghidupan yang tinggi. Mataku tatap terpaku pada nenek walijah yang masih asik mengorek- ngorek sampah disepertiga malam, terngiang pesan “sebagai sesama muslim masih ada tanggung jawab mendo’akan, dan jika hingga meninggal belum sempat bertaubat tetap do’akan, itu akan menjadi sedekah bagimu.” Hikayat usia 40 membuat aku mengerti, mengapa nenek walijah seperti orang linglung bahkan beberapa orang menganggapnya gila, saat ada anak kecil yang menangis dan rewel nama nenek walijah akan disebut-sebut dan seketika itu sianak akan diam. Hikayat usia 40 mengingatkan betapa hari muda mencerminkan hari tua. Aku kembali mendengarkan nasehat orang tua yang telah melewati beribu macam kehidupan. Hingga kini nenek walijah masih hidup dalam kebisuan, harinya masih ditemani gerobak sampah tua yang menambah kebisuan hari tuanya. Tsalisun Nisa Kotagede 16 januari 2015

Kantin Subulussalam, Kantin Kehidupan

“Kantin SS mempermudah dan menguntungkan santri putri.” Ujar Faiz salah satu santri. “Kantin Subulussalam” atau akrab di sebut “Kantin SS” berdiri sekitar awal bulan Desember dengan ukuran 2x7 m. Kantin SS disebut kantin kejujuran pasalnya pembeli dan penjual tidak selalu bertemu langsung, karena mbak kantin tidak sewaktu-waktu berada di kantin.Mbak kantin melayani pagi hari, sore, dan malam hari.Sistem kantin SS diperbolehkan menghutang dengan mencatatat utangnya di buku bon. Kantin SS dikelola oleh santri, dan untuk santri. pengunjung kantin SS sangat beragam mahasiswa dan pelajarpun sangat andil dan ikut meramaikan. “Walaupun kantin ini masih baru, isi dan peralatanya sudah bisa dikatakan lengkap.” Ujar Yuliana salah satu pengelola Kanti SS. Kantin SS bekerja sama dengan kantin dhalem, menyediakan berbagai makanan,sayur matang dan minuman diantaranya, kopi anget, es susu, es marimas, pop es, dan miniman kemasan lainya. Makan yang paling favorit seperti telur dadar, omlet, mie telur. Dan yang membuat khas kantin SS adalah menyediakan berbagai jajanan pasar seperti gorengan, getuk, dadar gulung, dan makan unik lainya. Kantin SS juga memproduksi tahu krispi balado yang lezat. Tujuan kantin didirikan agar para santri tidak banyak keluar dari pondok, dan memudahkan santri untuk mendapatkan makanan yang dibutuhkan. Selain harga tejangkau, makananya pun dijamin higienis dan halal. Rencana kedepan kantin SS akan terus diperbaharui dan terus dilengkapi dari isi dan peralatan, dan perlengkapanya. terkhusus tempatnya. “Kantin SS dikondisikan suci mbak.” Ngendiko Ibu Nyai Barokah Nawawi. “Setiap pengunjung kantin di anjurkan melepas alas kaki dan mejaga kesucianyan agar makanannya juga terjaga kesucian dan kehalalanya.” Ujar pengelola kantin.